
Gurudikmen.com – Materi Elastisitas Produksi, Pengertian Produksi Adalah, Teori, Fungsi, Contoh, Elastisitas, Rumus Lengkap, Produksi ialah satu aktivitas pemrosesan input jadi outpun yang berguna ke beberapa customer. Dalam beberapa literatur diterangkan jika produksi sebuah proses mengganti bahan baku jadi barang menjadi yang tingkatkan nilai lebih satu produk yang dibuat pada proses produksi untuk penuhi keperluan warga sebagai customernya. Untuk keterangan komplet baca artikel ini.
Materi Elastisitas Produksi, Pengertian Produksi
Pada proses produksi seorang produsen membagikan beberapa faktor produksi untuk hasilkan produksi barang. Pada proses produksi ada 2 pemikiran sebagai dasar, yakni berapakah produksi yang perlu dibuat untuk capai keuntungan maksimal dan berapakah faktor produksi yang perlu dipakai untuk capai produksi itu. Anggapan dasar produsen dalam ambil keputusan ialah :
- Produsen logis : selalu usaha capai keuntungan maksimal,
- Produsen bekerja dalam pasar dengan keadaan pasar kompetisi prima.
- Produsen yang logis bukan fokus dalam jumlah produksi (output) maksimal atau product oriented tetapi fokus pada keuntungan maksimal atau keuntungan oriented. Oleh karena itu pada proses produksi produsen tidak memakai faktor produksi sebanyaknya untuk mendapat produksi yang tinggi tetapi memaksimalkan pemakaian faktor produksi untuk mendapat jumlah produksi yang dapat hasilkan untung yang tinggi atau maksimal.
Baca Juga : Soal Tes Psikotes, 10 Soal Lengkap Kunci Jawaban
Pemahaman Produksi Ialah
Menurut bahasa, istilah “Produksi” datang dari bahasa Inggris, yakni “To Produce” yang maknanya hasilkan . Maka, makna atau arti kata produksi yang sebetulnya ialah satu aktivitas pemrosesan input jadi outpun yang berguna ke beberapa customer.
Dalam beberapa literatur diterangkan jika produksi sebuah proses mengganti bahan baku jadi barang menjadi yang tingkatkan nilai lebih satu produk yang dibuat pada proses produksi untuk penuhi keperluan warga sebagai customernya.
Aktor aktivitas produksi biasanya dikatakan sebagai produsen (baik itu pribadi atau organisasi), dan barang yang dibuat disebutkan dengan produk (barang atau jasa). Istilah produk dalam produksi meliputi produk tipe barang dan produk tipe jasa yang berguna untuk beberapa customer. Faedah tersebut yang selanjutnya menginisiasi beberapa customer untuk membeli dan memakainy.
Peranan Produksi
Pendekatan tradisionil pada azas-azas produksi diawali dengan peranan produksi. Peranan produksi ialah jalinan fisik atau jalinan tehnis di antara jumlah beberapa faktor produksi yang digunakan dalam jumlah produk yang dibuat per unit waktu (misalkan dalam kurun waktu satu jam, sehari, setahun dan beberapaya), tanpa memerhatikan harga-harga, baik harga-harga faktor produksi yang digunakan (ongkos produksi), atau harga produk yang dibuat. Oleh karena itu baik produksi atau faktor produksi memiliki unit yang lain mendasarkan pada unit masing-masing faktor produksi atau produksinya.
Selaku contohnya, jika produksi gabah memakai unit, bisa didikuti oleh hektar untuk unit tempat yang dipakai untuk menanam, kg untuk unit benih, pupuk dan HKP (hari kerja pria) untuk unit tenaga kerja. Jika produksi atau faktor produksi dipandang dalam uang, karena itu hal itu tak lagi memperlihatkan hubungan dalam peranan produksi. Secara matematis peranan produksi itu bisa dipastikan seperti berikut:
Y = f (X1, X2,………………….., Xn)
Di mana Y ialah produk yang dibuat, dan X1, X2,……….Xn ialah n jenis beberapa faktor produksi yang digunakan untuk hasilkan Y itu.
Peranan di atas cuma mengatakan jika produk yang dibuat bergantung dari beberapa faktor produksi, tetapi tidaklah memberi jalinan kuantitatif di antara produk dan beberapa faktor produksi itu. Agar bisa memberi jalinan kuantitatif peranan produksi itu sebaiknya dipastikan dalam memiliki bentuk yang unik, misalnya:
Y = a + a1X (peranan linier)
Y = a + a1X – a2X2 (peranan kuadratis)
Y = aX1bX2cX3d (peranan Eksponensial/Pangkat)
dan sebagainya
Di mana Y ialah produk yang dibuat dan X dan X1, X2 dan X3 ialah beberapa faktor produksi yang digunakan. Dalam riset yang sebenarnya penyeleksian peranan produksi itu didasari pada pengetahuan sang periset akan jalinan di antara produk dan faktor produksi itu, baik pengetahuan teoritis atau pengetahuan ringkas, selain didasari ke sarana kalkulasi hitung yang ada.
Peranan linier ialah yang paling simpel tapi belum pasti dia sebagai peranan yang pas untuk satu jalinan tertentu. Peranan kuadratis dan beberapa fungsi tingkat yang semakin tinggi mulai sulit solusinya. Tanpa terdapatnya sarana beberapa mesin kalkulasi yang bagus, beberapa fungsi tingkat tinggi itu sulit digunakan. Peranan eksponensial (umumnya memakai peranan Cobb-Douglas) itu tidak susah untuk digunakan dalam riset karena sesudah variable-variabel yang ada di dalamnya dipastikan dalam logaritma, karena itu peranan itu jadi peranan linier aditif.
Proses melinearkan peranan yang eksponensial dipakai untuk syarat dipakainya sistem Ordinary Least Square (OLS) buat menyangka patokan regresi dari peranan produksi itu.
Jumlah produk Y yang dibuat bergantung dari jumlah dan kualitas beberapa faktor produksi yang dipakai sepanjang proses produksi.
Perusahaan bisa menambahkan atau kurangi produk Y yang dibuat itu dengan menambahkan atau kurangi jumlah penggunaan satu ataupun lebih faktor produksi, dengan anggapan kualitas beberapa faktor produksi itu tetap sama. Dengan penggunaan jumlah beberapa faktor produksi yang serupa produk Y dapat dinaikkan dengan manaikkan kualitas beberapa faktor produksi itu.
Sebagai contoh produksi bisa dipertingkat dengan penggunaan tenaga kerja yang memiliki ketrampilan dan keterampilan yang semakin tinggi. Selain itu jumlah produk Y yang dibuat bergantung dari tehnologi produksi yang dipakai.
Beberapa faktor produksi yang dipakai di dalam satu proses produksi dipisah dalam dua tipe, yakni yang karakternya tidak habis digunakan pada sebuah masa produksi dan yang habis digunakan dalam masa itu. Tipe pertama disebutkan faktor produksi masih tetap (fixed factor of production). Tipe ke-2 disebutkan faktor produksi variable, yakni faktor produksi yang habis kepakai dalam 1x proses produksi, hingga harus melangsungkan kembali untuk memproduksi selanjutnya. Dalam peranan produksi faktor produksi masih tetap dan faktor ditulis terpisah sebaga berikut :
Y = f (X1/X2, X3,………………Xn)
Peranan itu punyai arti, produk Y sebagai peranan dari faktor produksi variable X1, bila beberapa faktor produksi X2 dan X3,…………..Xn diputuskan penggunaannya di suatu tingkat tertentu.
Sebagai contoh produksi gabah, karena itu peranan produksi itu memperlihatkan beragam opsi pebisnis akan memakai faktor produksi tempat, pupuk dan sebagainya. Sebagai contoh bisa disebut, berapakah kuintal pupuk harus dipakai untuk satu hektar tanaman padi, berapakah kg serat kasar harus dikasih ke sapi perah dan lain-lain. Agar bisa menjawab beberapa persoalan seperti itu, pebisnis perlu memiliki pemahaman berkenaan peranan produksi dari usaha yang ia lakukan.
Jalinan di antara beragam faktor produksi faktor bisa diperlihatkan lewat pemakaian kurva-kurva. Wujud kurva-kurva itu bisa berbagai macam. Tidak ada satu kurvapun yang bisa menggambarkan semua dari kemungkinan semua beberapa perusahaan, karena ada peruntukan faktor produksi yang berbeda.
Tetapi jalinan di antara faktor produksi dan produksi pada umumnya bisa dilukiskan oleh satu jenis kurva yang hipotetis. Di dalam pelajari tingkat pemakaian faktor produksi pada suatu proses produksi, ada 3 buah kurva yang perlu untuk didalami, yakni: (1) kurva produk keseluruhan (Keseluruhan Product = TP), (2) kurva produk rerata (Average Product = AP) dan (3) kurva produk marginal (Marginal Product =MP)
Kurva Produk Keseluruhan atau Keseluruhan Product (TP)
Kurva yang memperlihatkan jalinan di antara faktor produksi yang dipakai dengan produk keseluruhan yang dibuat diberi nama kurva produk keseluruhan (TP). Jika produk keseluruhan dipastikan dalam unit fisik, seperti kg, kuintal, ton dan sebagainya karena itu disebutkan kurva produk fisik keseluruhan. Jika produk keseluruhan itu dipastikan dalam nilai uangnya karena itu diberi nama kurva nilai produk keseluruhan.
Jalinan yang biasa terjadi dengan bertambahnya faktor produksi faktor akan tingkatkan keseluruhan produksi sampai satu titik di mana pemakaian faktor produksi pada keadaan itu akan hasilkan produk yang maksimal. Jika pemakaian faktor produksi ditambahkan tak lagi tingkatkan produk, namun malah turunkan produksi.
Selaku contohnya, jika petani memakai pupuk dalam usahatani padi, dengan jumlah yang akan sedikit hasilkan produk yang sedikit juga. Jika pemakaian pupuk ditambahkan akan tingkatkan produksi sampai satu keadaan maksimal. Jika pemakaian pupuk ditambahkan terus terlalu berlebih akan mengakibatkan kematian tanaman dan berpengaruh turunkan produksi.
Dilihat dari tambahan produksi yang didapat, ada satu jalinan yang detil yakni jika sedikit faktor produksi faktor yang dipakai bila dibanding dengan beberapa faktor produksi masih tetap, terdapatlah kecondongan berlangsungnya peningkatan hasil semakin bertambah.
Kebalikannya jika faktor produksi faktor itu telah banyak banyaknya dibanding dengan beberapa faktor masih tetap, karena itu setiap tambahan satu unit faktor produksi akan memiliki kecondongan untuk menyebabkan peningkatan atau tambahan hasil menyusut. Materi Elastisitas Produksi Peningkatan hasil yang bertambah ini terjadi dimulai dari titik 0 pemakaian faktor produksi sampai pada terwujudnya titik balik peranan produksi dan kemudian peningkatan produksi akan condong turun.
Baca Juga : Soal Psikotes Matematika, 23 Soal Lengkap Kunci Jawaban
Sebagai akibatnya karena karakter produksi, secara umum jalinan di antara faktor produksi dan produk dari setiap proses produksi akan condong berwujud gabungan dari peningkatan hasil semakin bertambah dan peningkatan hasil menyusut. Materi Elastisitas Produksi Karakter berikut yang dilukiskan pada sebuah hukum yang sangat populer dalam teori produksi, yakni Hukum Peningkatan Hasil Menyusut (Law of Diminishing Returns). Hukum ini bisa dipastikan :
Jika beruntun dipertambah satuan-satuan dari 1 faktor produksi faktor ke beberapa faktor produksi masih tetap pada suatu proses produksi satu ketika akan terwujud kondisi di mana tambahan produk yang dikarenakan oleh tambahan satu unit faktor produksi faktor itu akan turun Materi Elastisitas Produksi Dari karakter itu bisa diambil kesimpulan jika tingkatan produksi bisa dipisah jadi 3 (tiga), yakni :
- podukss keseluruhan dengan increasing return,
- produksi keseluruhan dengan decreasing return, dan
- produksi keseluruhan yang makin turun
Materi Elastisitas Produksi Berikut diberi satu contoh dengan beberapa angka hipotetis yang memvisualisasikan jalinan di antara pemakaian faktor produksi dan produksi yang dibuat. Dari data yang ada yang dihidangkan bisa dijumpai 3 tingkatan propuksi
Materi Elastisitas Produksi, jika setiap tambahan faktor produksi dengan 1 unit, sebelumnya ada tambahan produk (peningkatan hasil) semakin bertambah (30, 40 dan 50 satuan), yang selanjutnya diikuti oleh tambahan produk (peningkatan hasil) menyusut (50, 40, 30, 22, 8, -2 dan -4). Bila jalinan di atas dilukiskan dalam diagram, terdapatlah Diagram di bawah ini.
Kurva produk keseluruhan (keseluruhan product) memvisualisasikan jalinan di antara faktor produksi dengan produksi jika makin bertambah pemakaian faktor produksi akan tingkatkan produksi. Di suatu titik pemakaian faktor produksi sebesar XM, akan terwujud kondidi produksi maksimal. Jika faktor produksi ditambahkan semakin besar dari XM, malah akan turunkan produksi.
Sebagai contohnya : penggunaan factor produksi pupuk pada jumlah tertentu akan meningkatkan produksi, sampai pada tingkat penggunaan sejumlah pupuk tertentu akan mengakibatkan produksi maksimu, dan apabila penggunaan pupuk ditambah justru akan mengurangi produksi. Materi Elastisitas Produksi Secra rasional hal ini dapat diterima akal, dikarenakan pengggunaan pupuk terlalu banyak justru akan membuat tanaman mati dan selanjutnya produksi turun.
Materi Elastisitas Produksi Secara detail hubungan antara faktor produksi dan produk yang ada pada gambar kurva diatas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah (garis OB dimana produk marginal menjadi semakin besar).
- Titik balik (inflection point) B. Pada saat fungsi mencapai titik balik B, produk marginal mencapai maksimum.
- Sesudah titik balik B. terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), dimana produk marginal mulai turun.
Pada titik maksimum M, produk marginal sama dengan nol. - Sesudah titik maksimum M tercapai, terdapat kenaikan hasil negative, dimana produk marginal juga menjadi negative.

Kurva Produk Rata-Rata atau Average Product (AP)
Materi Elastisitas Produksi Konsep lain yang sering digunakan dalam teori produksi adalah produk rata-rata. Produk rata-rata adalah rasio antara produksi dengan faktor produksi yang digunakan. Kurva produk rata-rata (average product curve) merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara penggunaan faktor produksi yang dipergunakan dan produk rata-rata pada bermacam tingkat penggunaan faktor produksi.
Apabila produk rata-rata dinyatakan dalam satuan fisik, kurva itu dinamakan kurva produk fisik rata-rata (average physical product curve). Hubungan antara Produk Total dan Produk Rata-rata disajikan pada gambar di bawah ini. Materi Elastisitas Produksi Dalam keseharian konsep ini sering digunakan yaitu produktivitas lahan atau biasa disebut produktivitas saja, menggambarkan produksi per luas lahan atau produksi per hektar.
Contoh lain adalah produktivitas kerja, yang menunjukkan perolehan produksi per tenaga kerja atau produlsi per jam kerja. Materi Elastisitas Produksi Apabila produk total dinyatakan dengan Y, sedang faktor produksi yang dipakai dinyatakan dengan X, maka produk rata-rata itu besarnya sama dengan Y/X.
Pada tiap tingkat pemakaian faktor produksi, besar produk rata-rata itu dapat dihitung dengan mencari nilai hasil bagi tersebut. Pada gambar 26. Materi Elastisitas Produksi produk rata-rata di titik C ialah Y2/X2. Perhatikan segitiga COX2 besar hasil bagi Y2/X2 ditunjukkan oleh tangen sudut COX2 atau sudut α dalam grafik.
tg α = 0Y2/0X2
Materi Elastisitas Produksi Secara umum dapat dinyatakan bahwa produk rata-rata di tiap titik dari kurva produk total itu besarnya sama dengan tangen dari sudut yang dibentuk oleh garis yang ditarik dari titik pangkal 0 ke titik bersangkutan dan garis horizontal.
Materi Elastisitas Produksi Pada saat sudut tangen α itu mencapai maksimum, pada tingkat pemakaian faktor produksi sebesar itulah akan tercapai produk rata-rata yang maksimum (dalam grafik 26 pada tingkat pemakaian faktor produksi sebesar OX2). Titik C merupakan titik singgung terluar antara kurva produk total dan garis yang ditarik dari titik pangkal 0.
Kondisi inilah yang menunjukkan bahwa tg α maksimum atau penggunaan faktor produksi sebesar 0X2 akan mencapai produk rata-rata maksimum. Total produksi yang diperoleh saat itu mencapai 0Y2 satuan. Konsep produk rata-rata ini sering digunakan dengan sebutan produktivitas.
Baca Juga : Soal Psikotes Beserta Jawaban dan Tips Mengerjakan 30 Soal Lengkap Kunci Jawaban
Kurva Produk Marjinal atau Marginal Product (MP)
Selain produktivitas, konsep lain yang tak kalah pentingnya dalam pembahasan teori produksi adalah Produk marjinal (Marginal Product). Produk marjinal (MP) adalah tambahan produksi karena penambahan satu satuan faktor produksi. Kurva yang menunjukkan hubungan antara faktor produksi dan produk marginal pada berbagai tingkat pemakaian faktor produksi dinamakan kurva produk marginal (marginal product curve).
Apabila produk marginal dinyatakan dalam satuan fisik, maka kurvanya dinamakan kurva produk fisik marginal (marginal physical product curve), sedang apabila produk marginal dinyatakan dalam nilai uangnya, kurvanya disebut kurva nilai produk marginal (value marginal product). Secara umum produk marginal diformulasikan :
Y= ∆Y/∆X
Apabila produk total Y dinyatakan sebagai fungsi Y = f(x) dari faktor produksi X, maka besar produk marginal sama dengan dY/dX. Pada tiap tingkat pemakaian faktor produksi besar produk marginal dapat dihitung dengan mencari derivatif pertama (first derivative) dari fungsi produksi terhadap faktor X yang dipakai. Dengan kata lain, bahwa produk marjinal merupakan kemiringan (slope) dari kurva produk total.
Materi Elastisitas Produksi Pergerakan kurva produk marjinal disajikan pada gambar 26. Di titik B pada grafik gambar 26, produk marginal ditunjukkan oleh dY/dX di titik itu, yang besarnya sama dengan tangens sudut yang dibentuk oleh garis singgung pada kurva produk total di titik bersangkutan dan garis horizontal yang ditarik dari titik tersebut.
Materi Elastisitas Produksi Kalau diikuti besarnya produk marginal pada berbagai tingkat pemakaian faktor, maka terlihat bahwa produk marginal itu mula-mula naik, lalu mencapai maksimum pada saat fungsi produksi mencapai titik balik, kemudian terus turun. Pada saat produk total mencapai maksimum maka produk marginal sama dengan nol. Sesudah itu produk marginal akan bertanda negatif, yang berarti bahwa dengan penambahan faktor produksi, produk total yang dihasilkan justru akan turun. Hal lain yang perlu diketahui, bahwa produk marjinal merupakan kemiringan dari kurva produk total.
Pada penggunaan faktor produksi sebesar X3 kemiringan garis yang menyinggung produk total adalah positif, dan pada X1 kemiringan kurva produk total positif tetapi lebih besar dari kemiringan pada X3. Pada X4 kemiringan kurva produk total positif akan tetapi lebih kecil dari pada X1. Hal ini disebabkan perubahan arah produk total dari cekung menjadi cembung terhadap garis horizontal.
Kemiringan kurva produk total mencapai maksimum pada penggunaan faktor produksi sebesar X1, sehingga pada saat tersebut tercapai produk marjinal yang maksimum. Materi Elastisitas Produksi Satu hal yang menraik untuk didingat bahwa pada penggunaan faktor produksi sebesar X2, besarnya produk rata-rata (digambarkan dengan tg α) sama dengan kemiringan kurva produk total, yang berarti pada titik tersebut produk rata-rata sama dengan produk marjinal.
Hubungan Total Product, Average Product, & Marginal Product
Terdapat keterkaitan antara perkembangan produk total, produk rata-rata serta produk marjinal. Tahapan kenaikan produk total awalnya diikuti dengan kenaikan produk rata-rata, sampai penggunaan faktor produksi tertentu akan diikuti penurunan produk rata-rata.
Materi Elastisitas Produksi Begitu juga tahap kenaikan produk total diikuti kenaikan produk marjinal sampai pada titik balik fungsi produk total, selanjutnya akan diikuti penurunan kurva produk marjinal. Gambar 26 menunjukkan tahap-tahap produksi yang berhubungan dengan peristiwa hukum kenaikan hasil yang makin berkurang.
Gambar (A) melukiskan kurva produksi total (PT) yang bergerak dari 0 menuju B, C dan M. Gambar (B) melukiskan sifat-sifat dan gerakan produksi rata-rata (AP) dan produksi marginal (MP). Kedua gambar ini berhubungan erat. Pada saat kurva TP mulai berubah arah pada titik balik B (inflection point) maka kurva MP mencapai titik maksimum. Itulah batas dimana hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang mulai berlaku.
Kalau produk rata-rata pada berbagai tingkat pemakaian faktor itu diikuti, maka terlihatlah bahwa produk rata-rata itu mula-mula naik dan sesudah mencapai maksimum lalu mulai turun. Materi Elastisitas Produksi Secara teoritis produk rata-rata itu akan mencapai nol apabila pemakaian faktor produksi sudah tak terhingga banyaknya. Di dalam praktek hal ini tidak akan mungkin terjadi, sebab siapakah yang akan memakai faktor produksi dalam jumlah yang tak terhingga.
Karena kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal diturunkan dari kurva produk total, maka sudahlah pasti diantara ketiga kurva-kurva itu terdapat suatu hubungan tertentu. Materi Elastisitas Produksi Bentuk dari kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal akan tergantung dari bentuk kurva produk total.
Apabila dengan perubahan teknologi kurva produk total dari suatu proses produksi berubah, maka secara otomotis kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal juga akan berubah. Untuk jelasnya hubungan ketiga kurva tersebut di atas akan ditunjukkan dengan tabel 3. Materi Elastisitas Produksi Dari tabel 3 dan gambar 26 hubungan antara produk total, produk rata-rata dan produk marginal dapat disimpulkan sebagai berikut:
Apabila dengan perubahan teknologi kurva produk total dari suatu proses produksi berubah, maka secara otomotis kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal juga akan berubah. Untuk jelasnya hubungan ketiga kurva tersebut di atas akan ditunjukkan dengan tabel 3. Dari tabel 3 dan gambar 26 hubungan antara produk total, produk rata-rata dan produk marginal dapat disimpulkan sebagai berikut:
Mula-mula produk total mengalami kenaikan dengan tambahan hasil yang semakin meningkat sampai mencapai titik balik B. Saat itu ditandai peningkatan produk marginal sampai mencapai maksimum pada B’; produk rata-rata juga terus naik dan berada di bawah produk marginal. Materi Elastisitas Produksi Titik B inilah batas perubahan arah kurva produk total dari cekung menjadi cembung terhadap garis horizontal.
Setelah titik B, produk total mengalami kenaikan hasil yang berkurang; produk marginal mulai turun. Pada saat ini produk rata-rata masih naik (dan masih berada di bawah produk marginal) sampai mencapai maksimum di titik C’. Pada waktu produk rata-rata mencapai maksimum di titik C’, produk marginal sama besarnya dengan produk rata-rata.
Hal tersebut disebabkan pada titik C besarnya tangen = OY2/OX2 sekaligus sama dengan kemiringan kurva produk total, yang berarti produk rata-rata sama dengan produk marjinal. Setelah titik maksimum C’, produk rata-rata mulai turun tapi sekarang terletak di atas produk marginal. Berarti produk rata-rata menjadi lebih besar dari pada produk marjinal. Materi Elastisitas Produksi
Pada waktu produk total mencapai maksimum di titik M, produk marginal sama dengan nol terlihat dari kemiringan kurva produk total yang sejajar dengan garis horizontal. Pada saat itu produk rata-rata tetap bernilai positif.
Setelah produk total melewati titik maksimum M, selanjutnya kurva produk total mulai turun; hal ini diikuti nilai produk marjinal yang negatip, sedang produk rata-rata tetap bernilai positif.
Elastisitas Produksi dan Daerah Produksi
Seringkali muncul pertanyaan, seberapa besar pengaruh faktor produksi terhadap produksi. Perubahan dari produk yang dihasilkan yang disebabkan oleh perubahan pada faktor produksi yang dipakai, dapat dinyatakan dengan elastisitas produksi. Materi Elastisitas Produksi Yang disebut dengan elastisitas produksi ialah rasio perubahan relatif produk yang dihasilkan dengan perubahan relatif jumlah faktor produksi yang dipakai.
Materi Elastisitas Produksi Misalnya perubahan relatif dari jumlah faktor produksi yang dipakai adalah + 5%, sedangkan perubahan relatif dari jumlah produk yang dihasilkan sebagai akibat dari perubahan pemakaian faktor produksi itu ialah +10%, maka dikatakan bahwa elastisitas produksi adalah 10% / 5% = 2,0. Elastisitas produksi ini juga disebut dengan koefisien fungsi dan disimbolkan dengan tanda e atau eprod. Hubungan antara eprod dengan produk rata-rata dan produk marginal adalah sbb:
eprod = (dY/Y) / (dX/X) (definisi)
eprod= (dY/Y)*(X/dX)
eprod = (dY/dX)*(X/Y) = MP/AP (Produk marjinal/produk rata-rata)
Berdasarkan nilai dari eprod ini, para ahli teori ekonomi produksi membagi suatu proses produksi dalam daerah produksi sebagai berikut:
1. Daerah dengan eprod > 1 (Irasional)
Pada tingkat produksi dimana MP > AP, besar eprod > 1.
Ini berarti bahwa penambahan faktor produksi sebesar 1% akan menyebabkan penambahan produk lebih besar dari 1%. Persen penambahan faktor produksi menghasilkan Materi Elastisitas Produksi persen tambahan produksi yang lebih besar. Pada kondisi ini digambarkan kurva produk marjinal berada diatas kurva produk rata-rata.
Dalam daerah ini produk rata-rata naik terus.
Apabila produksi bersangkutan memang menguntungkan untuk dijalankan, pengusaha masih terus akan memperbesar produksinya agar pendapatan meningkat dengan pemakaian faktor produksi yang lebih banyak, selama produk rata-rata itu masih terus naik. Materi Elastisitas Produksi Jadi dimanapun dalam daerah ini belum akan tercapai pendapatan maksimum, karena pendapatan itu masih selalu dapat diperbesar.
Karenanya daerah ini dinamakan daerah tidak rasionil dan ditandai dengan Materi Elastisitas Produksi Daerah I dari produksi. Tidak rasional kiranya apabila pengusaha menghentikan penggunaan faktor produksi pada daerah ini, karena sebenarnya penambahan faktor produksi masih dapat meningkatkan produksi rata-rata atau produktivitas.
Pengambilan keputusan yang rasionil dimaksudkan pengambilan keputusan yang didasarkan atas perhitungan untuk mendapatkan pendapatan yang maksimum dengan jumlah faktor produksi tertentu.
Pada tingkat produksi dimana MP = AP, eprod=1. Pada tingkat ini penambahan faktor produksi sebesar 1% akan menyebabkan penambahan produk sebesar 1% juga. Kondisi ini digambarkan pada daerah dimana besarnya produk marjinal sama dengan produk rata-rata.
2. Daerah dengan 0 < eprod < 1 (Rasional)
Materi Elastisitas Produksi Dalam daerah ini penambahan faktor produksi sebesar 1% akan menyebabkan penambahan produk lebih besar dari 0% dan sampai kurang dari 1%. Tergantung dari harga-harga produk dan faktor produksi maka dalam daerah inilah akan dicapai pendapatan maksimum, meskipun sampai saat ini masih belum dapat ditetapkan di titik mana dari daerah tersebut.
Karena dimungkinkannya dalam daerah ini pengusaha akan memperoleh keuntungan maksimum, maka daerah produksi ini disebut daerah rasionil dan ditandai dengan Daerah II dari produksi.
Materi Elastisitas Produksi Pada daerah II inilah akan tercapai kondisi efisiensi ekonomis setelah mempertimbangkan harga produk dan harga faktor produksi. Kondisi dimana eprod = 1, maka akan tercapai produksi rata-rata (produktivitas) maksimum, daerah inilah efisiensi teknis tercapai. Daerah II dari produksi itulah yang menjadi pusat perhatian pengusaha, sebab di daerah itulah terdapatnya pendapatan yang maksimum.
3. Daerah dengan eprod < 0 (Irasional)
Materi Elastisitas Produksi Pada tingkat produksi dimana MP = 0, besar eprod=0 juga.
Pada tingkat ini penambahan faktor produksi sebesar 1% tidak akan menyebabkan perubahan pada produk total. Dalam daerah produksi ini penambahan faktor produksi akan menyebabkan pengurangan (penambahan negatif) produk.
Materi Elastisitas Produksi Jadi penambahan faktor produksi di daerah ini akan mengurangi pendapatan. Karenanya dinamakan juga dengan daerah tidak rasionil dan ditandai dengan Daerah III dari produksi. Akhirnya pada tingkat produksi dimana MP bernilai negatif, maka eprod<0
Materi Elastisitas Produksi Pertanyaan :
Bagaimanakah bentuk fungsi dari produk rata-rata dan bagaimana pula bentuk fungsi dari produk marginal?
Dapatkah dibuktikan bahwa kurva produk marginal akan memotong kurva produk rata-ratanya pada saat mencapai titik maksimum ?
Marilah kita mencoba menganalisa soal di atas.
Kurva produk marginal diberikan oleh dY/dX pada tiap tingkat pemakaian faktor X itu, jadi fungsi produk marginal dari fungsi produk total di atas sbb:
MP = dY/dX = 12 X – 1.2 X²
Jadi jelas kurva produk marginal itu merupakan fungsi pangkat dua dari faktor produksi X yang dipakai. Kapankah fungsi produk marginal ini akan mencapai maksimum? Suatu fungsi akan mencapai maksimum apabila derivatif pertama dari fungsi bersangkutan sama dengan nol sedangkan derivatif kedua adalah negatif. Materi Elastisitas Produksi
Jadi produk marginal di atas akan mencapai maksimum, apabila:
d(MP) / dX = 0
Maka : 12 – 2.4 X = 0 atau X = 5 dan d(d(MP)/(dX²) adalah –2.4. Jadi pada waktu X besarnya 5 satuan, produk marginal dari fungsi produksi yang disebutkan di atas itu mencapai maksimum sebesar 30 dan besarnya produk total adalah : 100 satuan.
Materi Elastisitas Produksi Kurva produk rata-rata diberikan oleh Y/X pada tiap tingkat pemakaian faktor produksi X itu. Jadi fungsi produk rata-rata dari fungsi produksi di atas adalah sbb:
AP = Y/X = 6 X – 0,4 X²
Kurva produk rata-rata itu pun merupakan pangkat dua dari faktor produksi X yang dipakai. Produk rata-rata akan mencapai maksimum pada saat turunan pertama produk rata-rata sama dengan nol.
d(AP) / dX = 0
Maka : 6 – 0,8 X = 0. Atau X = 7.5 dan d(d(AP)/(dX²) adalah –0,8. Jadi pada waktu penggunaan X sebesar 15 satuan, produk rata-rata itu mencapai maksimum yaitu sebesar : 22.5. Dan benar juga bahwa produk rata-rata itu mencapai maksimum pada tingkat pemakaian faktor produksi X yang lebih tinggi daripada saat kurva produk marginal mencapai maksimum.
Materi Elastisitas Produksi Benarkah bahwa produk marginal itu akan memotong produk rata-rata pada saat yang terakhir ini mencapai maksimum? Pada saat produk rata-rata mencapai maksimum, tingkat pemakaian faktor produksi X adalah 7.5 satuan, sedang besar produk rata-rata itu adalah:
AP maksimum = 22.5 satuan
Berapakah besar produk marginal pada tingkat pemakaian faktor produksi 7.5 satuan itu? Besar produk marginal adalah:
MP = dY/dX = 12X – 1.2X2
X = 7.5 maka:
MP = dY/dX = 90 – 67.5 = 22.5
Materi Elastisitas Produksi Jadi benarlah bahwa pada saat produk rata-rata mencapai maksimum produk marginal memotong produk rata-rata itu. Ini dapat dilihat dari nilai produk marginal (22.5 satuan) dan nilai produk rata-rata (22.5 satuan) pada saat produk rata-rata itu mencapai maksimum, dalam hal ini pada tingkat pemakaian faktor produksi X sebanyak 7.5 satuan.
Materi Elastisitas Produksi
Nah itulah beberapa Kumpulan Materi Elastisitas Produksi, Pengertian Produksi Adalah, Teori, Fungsi, Contoh, Elastisitas, Rumus Lengkap. Semoga dengan adanya Informasi tersebut dapat membantu ibu bapak dan ibu guru. Salam guru hebat. untuk bapak ibu yang membutuhkan informasi seputaran Informasi Mengenai Tekhnologi dan Gadgets terbaru bisa mengunjungi website kami trendsforgadget.com. terima kasih